Kepada Usup Supriyadi

Aku begitu sering menyapamu sobat…

Saat ngengat terbang di simpang jalan

Saat matahari undur diri ke peraduan

Yah…, karena aku adalah senja

Bukankah kau suka memandangi senja?

Hei…, kapan kita kenal ya sobat?

Apakah kau ingat?

Kita kenal karena aku suka menulis

Kau pun suka menulis

Menulis adalah kehangatan…..

Dimana jiwa kita berbicara

Sedang jarak bukan lagi tabir

Dan kau tau…., aku hanya bisa membaca suaramu

Saat kita benar-benar mengunci sepi

Menuangkan mimpi…

Sobat, meski kita tak saling jumpa

Meski kita tak saling bersuara

Tapi rasakanlah….,

Senja akan selalu ada…

Mengantarmu menyerukan nama-Nya

Senja akan selalu ada….

Mengiringi sujudmu pada-Nya

Sobat… lihatlah…

Tapak-tapak waktu yang menuntaskan hari

Dengan jejak panjang membentang

Tak terasa usiamu telah berkurang

Seiring waktu yang terus saja melenggang

Saat kau menandai satu angka penanggalan

Sudah seharusnya kau berbenah diri

Sobat…,jika begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu

Janganlah engkau tergesa-gesa dalam melangkah

Jika kau berada dalam kebimbangan

Berhentilah sejenak sobat….

Rasakan hatimu, biarkan ia menuntun langkahmu

Menuju jalan kebaikan

Met milad sobat…

Semoga Allah selalu memberikan terang pada jalanmu

Amin….

*puisi ini dipersembahkan untuk Usup Supriyadi, dalam rangka Menulis Puisi “Kepada Usup Supriyadi”

*terima kasih buat dek desya yang sudah mengajari  saya membuat puisi* 😉

79 thoughts on “Kepada Usup Supriyadi

  1. Pingback: Serpihan Puisi “Kepada Usup Supriyadi” « de Go Blog

    • selamat malam juga 😀

      saya jadi tahu kebiasaan anda mengucapkan selamat pagi saja 😀

      oh iya, terima kasih dan mohon maaf juga 😀

      kalau di naruto ada alis tebal, nah di perbloggeran ada alis naik ya 😀

  2. puisi persahabatan yang cantik.
    semoga senang keduanya

    Salam hangat dari Plesiran-media untuk mempromosikan pariwisata daerah anda secara gratis. Pengirim artikel yang dimuat akan mendapat tali asih berupa sebuah buku yang bermanfaat. Silahkan join di Plesiran.

  3. sekadar kata terima kasih mungkin belumlah cukup untuk mengungkapkan rasa yang ada di dalam diri ini. tapi, kata itulah yang kuketahui dapat membuktikan rasa yang ada dalam hati ini. terima kasih atas partisipasinya. sudah terdaftar jadi peserta. silahkan dinantikan pengumuman dan ulasan penilaian atau lebih tepatnya ulasan dan tafsir puisinya olehku selaku penyelenggara dan penikmat puisi 😀

  4. Pingback: Pra-Epilog : Mereka Berhasil Mempuisikan “Saya” « de Go Blog

  5. Pingback: Epilog : Dengan Puisi, Mereka « de Go Blog

Leave a reply to darahbiroe Cancel reply